Rabu, 06 Juni 2012
Senin, 19 Maret 2012
CATATANKU HARI INI
aq tak menyangka, hari nhe aq mrasa grogi cerita ma seseorang, apakah mngkin nhe prtanda bahwa dialah yang trbaik buat aq.... aq blum smpat mngatakan kpadaxa krna sya fkir aq blom siap dia sngat istimewa bagiq... pas aq mau ungkapkan prsaanq isi hatiq nhe tiba2 dosenxa udah dtng aq mrasa mngkin mmng blum saatxa . aq akand mnunggu wktu yg tpat u/mngungkapkan smua itu kpadaxa ,krn bgiq dia sngat pnting bnget bgiq apapun rintanganxa demi mmprjuankan cintaq, aq rela berkorban demi cinta... aq harap apa yg sya tlis nhe dpat trbalaskan drimu.... I LOVE YOU
Rabu, 14 Maret 2012
Tugas individu
MAKALAH FILSAFAT
OLEH:
Firman Zulfahmi
11.1101.125
C11
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan
proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan
pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh
filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan
serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru
dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan
inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat,
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu
dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar
tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
FILSAFAT
Filsafat
adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai
suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Ciri-ciri
berfikir filosfi :
1.
Berfikir
dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2.
Berfikir
secara sistematis.
3.
Menyusun
suatu skema konsepsi, dan
4.
Menyeluruh.
Empat
persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1.
Apakah
sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2.
Apakah
yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3.
Apakah
manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa
ajaran filsafat yang telah mengisi dan
tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1.
Materialisme,
yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah.
Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme
memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2.
Idealisme
yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani
atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme
objektif.
3.
Realisme.
Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan
hakitat yang asli dan abadi.
4.
Pragmatisme
merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut)
tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat
filsafat dalam kehidupan adalah :
1.
Sebagai
dasar dalam bertindak.
2.
Sebagai
dasar dalam mengambil keputusan.
3.
Untuk
mengurangi salah paham dan konflik.
4.
Untuk
bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2.
FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa
aliran filsafat pendidikan;
1.
Filsafat
pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2.
Filsafat
pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3.
Filsafat
pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme
berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme
bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus
karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang
telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf
kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum
yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
4.
ESENSIALISME
DAN PERENIALISME
Esensialisme
berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur
dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh
idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta
tempat manusia berada.
Esensialisme
juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu
pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada
dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada
apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek
tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut
idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang
apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan
diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai
pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang
mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat
bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan
menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil
dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu
pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya
sepanjang masa.
Perenialisme
berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang
ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang
telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia
dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan
spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah
haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa
pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1.
Program
pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan
akal (Plato)
2.
Perkemhangan
budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat
untuk mencapainya ( Aristoteles)
3.
Pendidikan
adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau
nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun
norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran,
cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap
eksistensi serta cinta kerjasama.
4.
PENDIDIKAN
NASIONAL
Pendidikan
nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan
yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang
bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita
nasionalnya.
Pendidikan
nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan
pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat
pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan
teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia.
A.Pengertian
Filsafat Pendidikan
Pandangan
fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang
menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis
merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah
sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika
yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan
sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia
dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
B.SUBJEK
/OBJEK FILSAFAT PENDIDIKAN
Berfikir
merupakan subjek dari filsafat pendidkan akan tetapi tidak semua berfikir
berarti berfilsafat. Subjek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berfikir/
memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam tentang bagaimanan
memperbaiki pendidikan.
1.Maka
keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang
dalam filsafat
2.Ada
pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya
3.Pemikiran
itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam
filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut
Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang
tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting
sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis
Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu
meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin
diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi,
hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan
fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat
Objek
filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu
sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah
subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1.Objek
material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang
tidak harus ada
2.Objek
formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas,
maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
1.Maka
keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang
dalam filsafat
2.Ada
pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya
3.Pemikiran
itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam
filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut
Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang
tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting
sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis
Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu
meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin
diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi,
hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan
fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat
C. Ruang
Lingkup Filsafat
Filsafat
sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditingkalkan
oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak
tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan
oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk
ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu
pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri,
tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan
pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan
mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Pandangan
fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang
menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis
merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah
sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika
yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan
sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia
dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
Filsafat
mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslan antara lain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi
landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu,
pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan
berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan
kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.Filsafat
mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.Filsafat
hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam
dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.Filsafat
memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
4.Lapangan
filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan
Dalam
menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan
dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda
masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah itu mengganggu pada
penyekolhan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi
sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat
pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen
dirinya literatur pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan
sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher
(1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan
sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan.
Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai
kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad
ahakekantya jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan
pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.
1.Maka
keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang
dalam filsafat
2.Ada
pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya
3.Pemikiran
itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam
filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut
Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang
tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting
sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis
Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu
meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin
diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi,
hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan
fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat
BAB
III
PENUTUP
Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi
fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu
barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang
diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat
dibedakan atas 2 hal :
1.Objek
material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang
tidak harus ada
2.Objek
formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas,
maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
Para
ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
1.Tentang
hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2.Tentang
ada dan tidak ada.
3.Tentang
alam, dunia dan seisinya.
4.Menentukan
apa yang baik dan apa yang buruk.
5.Hakikat
manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
6.Tuhan
tidak dikecualikan.
Selasa, 13 Maret 2012
KONSEP DIRI
KONSEP
DIRI
Definisi
Suart & Sundenn ( 1991 ).
Konsep diri
adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya
yang mempengaruhi indifidu dalam berhubungan dengan orang lain.
Beck, William dan Rawlin (1986)
Konsep diri
adalah cara indifidu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual.
Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari
pengalaman unik melalui eksplorasi diri sendiri dalam berhubungan dengan orang
dekat dan berarti bagi dirinya. Konsep diri berkembang dengan baik apabila :
budaya dan pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh
kemampuan yang berarti bagi indifidu / lingkungan dan dapat beraktualisasi,
sehingga indifidu menyadari potensi dirinya.
Rentang
respon
Respon indifidu terhadap konsep diri, berfluktuasi sepanjang rentang
respon dari adaptif sampai mal adaptif.
a.
Aktualisasi diri adalah
pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b.
Konsepdiri positif apabila
indifidu mengalami pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
meyadari hal hal positif maupun negatif dalam dirinya.
c.
Harga diri rendah adalah
indifidu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari
orang lain.
d.
Identitas kacau adalah
kegagalan indifidu mengintegrasikan aspek aspek identitas masa kanak kanak ke
dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e.
Depersonalisasi adalah perasaan
yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

![]() |
Aktualisasi
diri Harga diri
rendah depersonalisasi
Komponen
konsep diri ( Suart & Sundenn 1991 ).
a.
Tubuhnya / citra tubuh ( body
image )
Disadari atau tidak disadari. Termasuk persepsi, perasaan masa lalu
dan sekarang, tentang ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi diri.
Pandangan ini terus berubah oleh pengalanan dan persepsi baru.
Masalah keperawatan :
1.
Gangguan citra tubuh 4. Ketidakberdayaan
2.
Gangguan harga diri 5. Kerusakan penyesuaian
3.
Keputusasaan
b.
Ideal diri ( self ideal )
Persepsi indifidu tentang perilaku yang harus dilakukan sesuai
dengan standart, aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan. Ideal diri
diperlukan oleh indifidu untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
Masalah keperawatan :
1.
Ideal diri tidak realistis 3. Ketidakberdayaan
2.
Gangguan diri : harga diri
rendah 4. Keputusasaan
c.
Harga diri ( self esteem )
Penilaian tentang nilai indifidu dengan menganalisa kesesuaian
perilaku dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari peneriman diri
sendiri tanpa syarat, sebagai indifidu yang berarti dan penting, walaupun pernah
salah, gagal atau kalah dalam kehidupan. Harga diri diperoleh dari penghargaan
diri sendiri dan orang lain. Faktor yng mempengaruhi harga diri tinggi adalah
perasaan diterima dicintai, dihormati serta frekuensi kesuksesan.
Masalah keperawatan :
1.
Gangguan harga diri : harga
diri rendah situasional / kronik
2.
Keputusasaan
3.
Isolasi sosial : menarik diri
4.
Risiko perilaku kekerasan
d.
Peran ( role performance )
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat menurut Stuart
& Sundenn ada 5 faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
1.
kejelasan perilaku dan
pengetahuan yang sesuai dengan peran.
2.
konsistensi respon orang yang
berarti terhadap peran indifidu.
3.
keseimbangan dan kesesuaian
antara peran yang dilakukan.
4.
keselarasan harapan dan
kebudayaan dengan peran.
5.
kesesuaian situasi yang dapat
mendukung pelaksanaan peran.
Masalah keperawatan :
1.
Perubahan penampilan peran 3. Keputusasaan
2.
Gangguan harga diri 4. Ketidakberdayaan
e.
Identitas
Penilaian indifidu terhadap dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh
berlanjut, konsistensi dan unik. Ini berarti indifidu tersebut otonom, berbeda
dengan orang lain, termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan
identitas dimulai sejak lahir dan berkembang melalui siklus kehidupan terutama
pada periode remaja.
Masalah keperawatan :
1.
Gangguan identitas personal 3. Keputusasaan
2.
Perubahan penampilan peran 4. Ketidakberdayaan
Kepribadian
yang sehat
Indifidu
dengan kepribadian yang sehat mempunyai ciri konsep diri sebagai berikut :
a.
konsep diri yang positif
b.
gambaran diri yang tepat dan
positif
c.
menyadari kelemahan dan
kekurangan diri
d.
ideal diri yang realistis
e.
harga diri yang tinggi
f.
penampilan diri yang memuaskan
g.
identitas yang jelas
Faktor
predisposisi
faktor yang
mempengaruhi konsep diri adalah :
§ faktor yang mempengruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua
terhadap anak, harapan orang tua yang tidak realistis, terlalu sering mengalami
kegagalan
§ faktor yang mempengaruhi penampilan peran yaitu peran yang sesuai
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan, dan peran yang sesuai dengan
kebudayaan
§ faktor yang mempengaruhi identitas diri yaitu orang tua yang tidak
percaya pada anak, orang tua tidak konsisten menanamkan identitas anak, tekanan
teman sebaya dan kultur sosial yang berubah
Faktor
presipitasi
Faktor presipitasi
dapat disebabkan oleh faktor dari dalam / luar indifidu (internal or external
sources) yang dibagi 7 kategori :
§ ketegangan peran, adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami indifidu dalam peran atau posisi yang diharapkan.
§ Konflik peran; ketidak sesuaian peran antara yang dijalankan dengan
yang diinginkan.
§ Peran yang tidak jelas; kurangnya pengetahuan indifidu tentang peran
yang dilakukannya
§ Peran berlebihan; kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan
seperangkat peran yang kompleks
§ Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan
nilai untuk menyesuaikan diri
§ Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang
penting dalam kehidupan indifidu melalui kelahiran atau kematian orang yang
berarti
§ Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh
keadaan sehat atau keadaan sakit.
Transisi ini dapat disebabkan :
o
Kehilangan bagian tubuh
o
Perubahan ukuran dan bentuk,
penampilan / fungsi tubuh
o
Perubahan fisik yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan perkembangan
o
Prosedur pengobatan dan
perawatan.
Perilaku
Perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah :
Ø Mengkritik diri sendiri atau orang lain
Ø Produktifitas menurun
Ø Destruktif pada orang lain
Ø Gangguan berhubungan
Ø Merasa diri lebih penting
Ø Merasa tidak layak
Ø Rasa bersalah
Ø Mudah marah dan tersinggung
Ø Perasaan negatif terhadap diri sendiri
|
Ø Pandangan hidup yang pesimis
Ø Keluhan keluhan fisik
Ø Pandangan hidup terpolarisasi
Ø Mengingkari kemampuan diri sendiri
Ø Mengejek diri sendiri
Ø Mencederai diri sendiri
Ø Isolasi sosial
Ø Penyalah gunaan zat
Ø Menarik diri dari realitas
Ø Khawatir
Ø Ketegangan peran
|
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
|
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
Gangguan
gambaran diri
|
![]() ![]() |
Gangguan
identitas diri
|
![]() ![]() |
Gangguan
penampilan peran
|
![]() |
Gangguan
harga diri
|
![]() ![]() |
Langganan:
Postingan (Atom)