Senin, 19 Maret 2012

CATATANKU HARI INI

aq tak menyangka, hari nhe aq mrasa grogi cerita ma seseorang, apakah mngkin nhe prtanda bahwa dialah yang trbaik buat aq.... aq blum smpat mngatakan kpadaxa krna sya fkir aq blom siap dia sngat istimewa bagiq... pas aq mau ungkapkan prsaanq isi hatiq nhe tiba2 dosenxa udah dtng aq mrasa mngkin mmng blum saatxa . aq akand mnunggu wktu yg tpat u/mngungkapkan smua itu kpadaxa ,krn bgiq dia sngat pnting bnget bgiq apapun rintanganxa demi mmprjuankan cintaq, aq rela berkorban demi cinta... aq harap apa yg sya tlis nhe dpat trbalaskan drimu.... I LOVE YOU

Rabu, 14 Maret 2012


Tugas individu
MAKALAH FILSAFAT
OLEH:
Firman Zulfahmi
11.1101.125
C11

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR
2012







BAB I
PENDAHULUAN
filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.









BAB II
PEMBAHASAN

1.     PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.  
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1.                       Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2.                       Berfikir secara sistematis.
3.                       Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4.                       Menyeluruh.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1.      Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2.      Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3.      Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Beberapa ajaran filsafat yang  telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1.      Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2.      Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3.      Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4.      Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1.      Sebagai dasar dalam bertindak.
2.      Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3.      Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4.      Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2.  FILSAFAT PENDIDIKAN
           
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
1.      Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2.      Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3.      Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.  Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
4.      ESENSIALISME DAN PERENIALISME
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya sepanjang masa.
Perenialisme berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1.      Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2.      Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
3.      Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun norma fundamental pendidikan menurut  J. Maritain adalah cinta kebenaran, cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap eksistensi serta cinta kerjasama.
4.     PENDIDIKAN NASIONAL   
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
A.Pengertian Filsafat Pendidikan
Pandangan fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
B.SUBJEK /OBJEK FILSAFAT PENDIDIKAN
Berfikir merupakan subjek dari filsafat pendidkan akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam tentang bagaimanan memperbaiki pendidikan.
1.Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2.Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3.Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian

Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat

Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1.Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
2.Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
1.Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2.Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3.Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat
C. Ruang Lingkup Filsafat
Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Pandangan fislafat pendidikan sama dengan perananya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas filsafat. Landasan filsafat menalaah sesautu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalran. Oleh karena itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan berusahan mewujudkan citra tersebut.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka dikupaslan antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan danperkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah itu mengganggu pada penyekolhan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
1.Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2.Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3.Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat








BAB III
PENUTUP
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1.Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus ada
2.Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat yaitu :
1.Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
2.Tentang ada dan tidak ada.
3.Tentang alam, dunia dan seisinya.
4.Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
5.Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
6.Tuhan tidak dikecualikan.

Selasa, 13 Maret 2012

KONSEP DIRI


KONSEP DIRI

 

Definisi

Suart & Sundenn ( 1991 ).
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya yang mempengaruhi indifidu dalam berhubungan dengan orang lain.
Beck, William dan Rawlin (1986)
Konsep diri adalah cara indifidu memandang dirinya secara utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri sendiri dalam berhubungan dengan orang dekat dan berarti bagi dirinya. Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi indifidu / lingkungan dan dapat beraktualisasi, sehingga indifidu menyadari potensi dirinya.

Rentang respon
Respon indifidu terhadap konsep diri, berfluktuasi sepanjang rentang respon dari adaptif sampai mal adaptif.
a.     Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b.     Konsepdiri positif apabila indifidu mengalami pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan meyadari hal hal positif maupun negatif dalam dirinya.
c.     Harga diri rendah adalah indifidu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d.     Identitas kacau adalah kegagalan indifidu mengintegrasikan aspek aspek identitas masa kanak kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e.     Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.


Respon adaptif                                                                                     Respon mal adaptif


 


Aktualisasi diri                         Harga diri rendah                                 depersonalisasi


Komponen konsep diri ( Suart & Sundenn 1991 ).
a.     Tubuhnya / citra tubuh ( body image )
Disadari atau tidak disadari. Termasuk persepsi, perasaan masa lalu dan sekarang, tentang ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi diri. Pandangan ini terus berubah oleh pengalanan dan persepsi baru.
Masalah keperawatan :
1.     Gangguan citra tubuh               4. Ketidakberdayaan
2.     Gangguan harga diri                 5. Kerusakan penyesuaian
3.     Keputusasaan
b.     Ideal diri ( self ideal )
Persepsi indifidu tentang perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan standart, aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan. Ideal diri diperlukan oleh indifidu untuk memacu pada tingkat yang lebih tinggi.
Masalah keperawatan :
1.     Ideal diri tidak realistis                       3. Ketidakberdayaan
2.     Gangguan diri : harga diri rendah         4. Keputusasaan
c.     Harga diri ( self esteem )
Penilaian tentang nilai indifidu dengan menganalisa kesesuaian perilaku dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari peneriman diri sendiri tanpa syarat, sebagai indifidu yang berarti dan penting, walaupun pernah salah, gagal atau kalah dalam kehidupan. Harga diri diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang lain. Faktor yng mempengaruhi harga diri tinggi adalah perasaan diterima dicintai, dihormati serta frekuensi kesuksesan.
Masalah keperawatan :
1.     Gangguan harga diri : harga diri rendah situasional / kronik
2.     Keputusasaan
3.     Isolasi sosial : menarik diri
4.     Risiko perilaku kekerasan
d.     Peran ( role performance )
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat menurut Stuart & Sundenn ada 5 faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
1.     kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.
2.     konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran indifidu.
3.     keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan.
4.     keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran.
5.     kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran.
Masalah keperawatan :
1.     Perubahan penampilan peran                 3. Keputusasaan
2.     Gangguan harga diri                             4. Ketidakberdayaan
e.     Identitas
Penilaian indifidu terhadap dirinya sebagai satu kesatuan yang utuh berlanjut, konsistensi dan unik. Ini berarti indifidu tersebut otonom, berbeda dengan orang lain, termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan identitas dimulai sejak lahir dan berkembang melalui siklus kehidupan terutama pada periode remaja.
Masalah keperawatan :
1.     Gangguan identitas personal                 3. Keputusasaan
2.     Perubahan penampilan peran                 4. Ketidakberdayaan


Kepribadian yang sehat
Indifidu dengan kepribadian yang sehat mempunyai ciri konsep diri sebagai berikut :
a.     konsep diri yang positif
b.     gambaran diri yang tepat dan positif
c.     menyadari kelemahan dan kekurangan diri
d.     ideal diri yang realistis
e.     harga diri yang tinggi
f.     penampilan diri yang memuaskan
g.     identitas yang jelas

Faktor predisposisi
faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah :
§  faktor yang mempengruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua terhadap anak, harapan orang tua yang tidak realistis, terlalu sering mengalami kegagalan
§  faktor yang mempengaruhi penampilan peran yaitu peran yang sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan, dan peran yang sesuai dengan kebudayaan
§  faktor yang mempengaruhi identitas diri yaitu orang tua yang tidak percaya pada anak, orang tua tidak konsisten menanamkan identitas anak, tekanan teman sebaya dan kultur sosial yang berubah

Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam / luar indifidu (internal or external sources) yang dibagi 7 kategori :
§  ketegangan peran, adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami indifidu dalam peran atau posisi yang diharapkan.
§  Konflik peran; ketidak sesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang diinginkan.
§  Peran yang tidak jelas; kurangnya pengetahuan indifidu tentang peran yang dilakukannya
§  Peran berlebihan; kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang kompleks
§  Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri
§  Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan indifidu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti
§  Transisi peran sehat-sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan sakit.
Transisi ini dapat disebabkan :
o    Kehilangan bagian tubuh
o    Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan / fungsi tubuh
o    Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
o    Prosedur pengobatan dan perawatan.



Perilaku
Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah :

Ø  Mengkritik diri sendiri atau orang lain
Ø  Produktifitas menurun
Ø  Destruktif pada orang lain
Ø  Gangguan berhubungan
Ø  Merasa diri lebih penting
Ø  Merasa tidak layak
Ø  Rasa bersalah
Ø  Mudah marah dan tersinggung
Ø  Perasaan negatif terhadap diri sendiri
Ø  Pandangan hidup yang pesimis
Ø  Keluhan keluhan fisik
Ø  Pandangan hidup terpolarisasi
Ø  Mengingkari kemampuan diri sendiri
Ø  Mengejek diri sendiri
Ø  Mencederai diri sendiri
Ø  Isolasi sosial
Ø  Penyalah gunaan zat
Ø  Menarik diri dari realitas
Ø  Khawatir
Ø  Ketegangan peran


MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan gambaran diri


*    Gangguan gambaran diri b/d harga diri rendah
*    Gangguan gambaran diri b/d devisit perawatan diri

Gangguan identitas diri
*    Gangguan identitas diri b/d perubahan penampilan peran
*    Gangguan identitas  b/d keracunan obat yang dimanifestasikan dengan kontrol impuls yang kacau dan hilang

Gangguan penampilan peran
*    Gangguan penampilan peran b/d harga diri rendah

Gangguan harga diri
*    Harga diri rendah b/d ideal diri yang tidak realistis
*    Harga diri rendah b/d ideal diri terlalu tinggi